Jumat, 10 Juli 2009

RENCANA DARURAT



( Catatan Pendampingan Anak-anak Rutan Kebon Waru, 9 Juli 2009)

Pagi ini sudah berkali-kali saya meng-sms Zamzam dan Bram menanyakan kesiapan mereka untuk mendampingi ke rutan. Namun, mereka berdua tak juga memberi jawaban. Hingga akhirnya, hanya saya dan Oka saja yang bisa mendampingi anak-anak di Rutan Kebonwaru karena kawan-kawan pendamping yang lain berhalangan.
Jujur, saya sempat kebingungan dan pagi ini saya mesti menyiapkan rencana darurat, yaitu dengan membuat satuan acara pembelajaran (SAP) yang baru dan berbeda dengan SAP kelompok minat. Dalam SAP ini, anak-anak disatukan dan dibagi kelompok berdasar kebutuhan persiapan kegiatan peringatan Hari Anak Nasional 2009 dan HUT RI Ke-64.
Sekira jam 10 pagi, saya dan Oka memasuki gerbang rutan menuju ruang pendidikan setelah melewati beberapa pemeriksaan rutin dari para petugas. Sambil menghilangkan sedikit nervous, kami menunggu anak-anak di ruang pendidikan. Satu-persatu anak memasuki ruangan. Dan saya mulai membuka kegiatan.
Saya berucap salam dan menyampaikan beberapa penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan pada kesempatan kali ini. Suatu permainan angka pun saya mainkan bersama anak-anak. Saya menentukan beberapa harga berbeda untuk sekumpulan anak dengan kategori yang berbeda. Anak-anak yang menggunakan celana pendek dihargai 250. Sedangkan anak-anak yang bercelana panjang, saya hargakan 750. Kemudian, saya menetapkan sebuah angka, misalnya, 2500. Maka anak-anak akan saling menggabungkan diri hingga jumlah mereka sesuai dengan angka yang saya inginkan.
Setelah permainan angka di atas, anak dibagi ke dalam empat kelompok pentas, pameran, lomba dan perlengkapan. Setiap kelompok diminta untuk mendiskusikan hal apa saja yang mesti disiapkan menjelang acara peringatan Hari Anak Nasional 2009 dan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-64. Kelompok Pentas membicarakan acara apa saja yang akan ditampilkan dalam dua even besar tadi. Kelompok Pameran membicarakan karya-karya yang akan dipamerkan. Kelompok Lomba mendiskusikan jenis-jenis lomba yang akan digelar. Sedangkan Kelompok Perlengkapan menginventarisir barang-barang yang dibutuhkan dalam dua gelaran tadi.
Sementara empat kelompok di atas mendiskusikan beberapa persiapan jelang Hari Anak dan HUT RI, saya mendampingi 11 orang anak-anak baru. Saya meminta mereka menuliskan nama dan alamat mereka. Kemudian, saya meminta mereka menuliskan cerita tentang kenangan terindah mereka sebelum masuk rutan.
Dn (16 tahun) yang tinggal di daerah Cililin, Kabupaten Bandung Barat, bercerita tentang perjalanannnya bersama kedua orang tuanya berbelanja ke sebuah pusat perbelanjaan. Ketika mereka pulang dengan diiringi riuh lagu-lagu yang mereka nyanyikan, Dn bertemu dengan seorang gadis yang seterusnya menjadi pacarnya. Dn sangat merasa bahagia, terlebih beberapa saat setelah itu ia mendapat hadiah satu unit sepeda motor dari kedua orang tuanya. Dn sangat menyayangi ibunya, dan ia sangat merindukan masakan buatan ibunya tersebut.
Ds (16 tahun) yang tinggal di Pangalengan, Kabupaten Bandung, bercerita tentang acara pikniknya bersama keluarga ke pantai Ranca Buaya. Ia merasa sangat bahagia ketika ia berenang bersama bapak dan adiknya. Ds pun bercerita tentang pengalaman lima tahun yang lalu, ketika ia pertama kali mengamen ke Pangandaran bersama kakaknya. Ds sangat menyayangi neneknya yang begitu baik kepadanya.
M (17 tahun) yang dua tahun pernah tinggal di Bali bersama ibunya, turut berbagi cerita. Sebelum ia tinggal di Bali, ia mempunyai seorang sahabat yang sangat dekat. Kedekatan ini pun bertambah ketika orang-orang di sekitarnya menganggap mereka mirip. Keduanya pernah bermain ke daerah pegunungang di Bandung selatan. M pun bercerita tentang pekerjaannya ketika tinggal di Bali. Di Bali, ia bekerja membuat sandal dan sepatu. Dari hasil kerjanya, ia bisa membantu kebutuhan orang tuanya. Ia pun sangat senang dengan tempat-tempat wisata yang ada di Bali.
Sebenarnya, masih ada beberapa cerita lain, mungkin di lain waktu saya sambung kembali. Ternyata, kondisi darurat tidak mengurangi kedalaman makna yang kita dapatkan. Meski sebagian anak tidak dapat kami pegang, mereka dapat secara mandiri melakukan diskusi tentang persiapan Hari Anak Nasional dan HUT RI. Perlu diingat, meskipun hari ini anak-anak hanya merumuskan persiapan Hari Anak dan HUT RI, tetapi kami masih terus mengacu pada kesepakatan awal tentang kegiatan-kegiatan yang akan kami laksanakan selama 3-4 bulan ini. Di samping itu, kami masih mengacu pada beberapa capaian yang telah ditentukan, khususnya tentang pemaknaan positif. (izoel)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan beri komentar di sini.
No SPAM ya.