Sabtu, 15 Agustus 2009

Membuat ‘Poster’


(Catatan Pendampingan Anak Rutan Kebonwaru pada 13 Agustus 2009)

Sebuah karya boleh jadi kurang mempunyai nilai dan mendapat apresiasi bila suatu karya itu tidak dipahami khalayak. Namun, acapkali sebuah karya tidak dimaksudkan si penciptanya untuk mendapat apresiasi atau nilai. Suatu karya itu semata-mata hanya menjadi sarana dan ruang ekspresi si penciptanya, terlepas khalayak akan menilainya seperti apapun. Hal inilah yang kami terapkan dalam pendampingan anak di Rutan Kebonwaru Bandung. Menilik karya-karya yang dihasilkan anak-anak selama ini masih jauh dari sempurna. Mungkin karena di antara kami sebagai pendamping kurang mempunyai kapasitas yang dapat mengarahkan anak-anak menjadi expert. Di samping itu, beberapa keterampilan yang kami hantarkan kepada anak dimaksudkan untuk menstimulasi dan memberi ruang ekspresi bagi anak.
Kenyataan seperti di atas tadi terjadi pada pendampingan hari ini. Rencananya kami dan anak-anak akan menggelar beberapa perlombaan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-64. Hari ini kami akan menggelar lomba pembuatan Komik dan Poster. Kami membuka acara dan membagi anak-anak ke dalam beberapa kelompok yang akan mengikuti Lomba Komik atau Lomba Poster. Setelah anak-anak bergabung dalam kelompoknya masing-masing, ternyata hampir semua kelompok tertarik untuk mengikuti Lomba Poster. Sedangkan untuk Lomba Komik hanya ada satu kelompok yang mendaftar. Akhirnya, kami memutuskan Lomba Komik ditiadakan dan semua kelompok mengikuti Lomba Poster.
Lomba Poster ini diikuti oleh 10 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari empat orang anak. Lomba Poster ini sendiri mengambil tema-tema yang berkaitan dengan kemerdekaan. Dengan media karton dan pensil warna, setiap kelompok mulai bekerja. Ada yang mulai membuat sketsa gambar di kertas-kertas kecil. Ada juga yang menggambar sketsa langsung pada karton yang telah disediakan. Di beberapa kelompok ada anak-anak yang secara bersamaan menggambar sketsa. Dan di beberapa kelompok lain anggota-anggota kelompok menunjuk seorang anak yang dianggap bisa menggambar untuk membuat sketsa.
Sebenarnya, di ruang pendidikan itu bukan hanya ada kegiatan kelompok-kelompok yang membuat poster. Ada proses ‘inisiasi’ bagi anak-anak yang baru bergabung dalam kegiatan kami. Anak-anak baru ini dipandu oleh Anita dan Yulia. Di samping itu, ada segerombolan anak lain yang tidak bergabung dalam kelompok.
Dari kesepuluh kelompok yang mengerjakan pembuatan poster, hampir semua karya mereka boleh dibilang tidak mirip poster. Sekali lagi kami mesti menyatakan maaf karena mungkin penjelasan kami tentang apa itu poster kurang dipahami anak-anak. Namun, sekali lagi juga kami mesti katakan bahwa karya anak-anak ini tidak dimaksudkan untuk menjadikan mereka expert melainkan menjadi stimulus dan wahana berekspresi anak.
Idealnya sebuah poster itu menyampaikan pesan yang jelas dan tegas. Pesan ini dapat disampaikan dengan kata-kata dan ilustrasi gambar yang elok, bukan tumpukan gambar dan tulisan semrawut dan samar. Itulah yang dibuat anak-anak, tumpukan gambar dan tulisan yang semrawut sehingga pesan-pesan yang disampaikannya pun menjadi kabur. Namun, harus kita pahami bahwa mereka tidak sedang mengikuti sebuah kontes grafis. Anak-anak itu bukanlah perusahaan advertising yang tengah mengerjakan pesan kliennya. Mereka adalah anak-anak yang memiliki kebebasan untuk berekspresi meski dalam keterkungkungan. Mereka pun sedang menyampaikan pesan yang ingin dipahami semua orang. Sayang tak banyak orang yang sudi mendengarkan dan memahami penuturan anak-anak yang sering dianggap nakal ini. Tentu saja pesan mereka lebih jelas dan lebih bermakna dari sekedar poster atau media-media iklan lainnya. Tinggal kita mau atau tidak mendengarkan mereka.
Bagian yang sangat dilindungi dan diakui dalam Konvensi Hak Anak adalah aspek tumbuh dan kembang anak. Kedua aspek ini akan berjalan optimal dalam ranah yang sangat terbuka bagi eksplorasi potensi dan ekspresi anak. Dan segalanya ini merupakan hak yang harus didapatkan oleh setiap anak kapanpun, di manapun dan dalam kondisi apapun. Apakah penjara dapat memberi ruang yang sangat terbuka bagi proses tumbuh-kembang anak? (izoel)