Sabtu, 05 September 2009

Alienasi



Seulas senyum tersungging dari wajah polos seorang anak di salah satu pojok ruangan berukuran 6x7 meter di kompleks Rumah Tahanan Kelas I Kebonwaru Bandung. Baru kali ini ia tampak tersenyum lepas dan mengajak saya mengobrol. Biasanya ia tampak murung dan seperti sekarang duduk diam di pojok ruangan. Sebut saja anak itu bernama Adi, usianya baru menginjak 14 tahun. Ia berasal dari Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat. Adi harus mendekam ditahanan dikarenakan ia tertangkap tangan mengambil dompet orang lain. Ia tampak bahagia karena setelah lebaran nanti ia akan kembali menghirup udara bebas. Menurut pengakuannya, ia berencana masuk sebuah pesantren di daerah Cigondewah, Bandung, setelah ia keluar nanti. Meski demikian, Adi masih tetap bersedih karena belum bisa bertemu dengan Ibunya yang telah 2 tahun menjadi tenaga kerja wanita (TKW) di luar negeri. Ia pun bersedih karena keluarganya, termasuk Bapaknya, tidak pernah menengoknya selama ia berada di tahanan.
Di sisi lain ruangan itu, tampak santai dan berseri-seri seorang anak lain seumuran Adi dengan senyumnya yang telah sangat akrab dalam ingatan saya. Edi, panggil saja demikian, dengan lepas ia berujar kepada saya bahwa ia dan beberapa temannya akan dibebaskan pada 2-3 hari sebelum lebaran. Menurut pengakuan Edi, ia dan teman-temannya itu dapat menghirup udara luar kembali karena mendapat remisi (pengurangan masa tahanan). Edi merasa senang dapat bebas dan berkumpul kembali dengan keluarganya, apalagi pada Hari Lebaran nanti.
Seperti tulisan saya sebelumnya, ternyata anak-anak yang berkonflik dengan hukum dan mesti meringkuk dalam tahanan ini senantiasa dapat berhubungan mereka dengan keluarga dan orang-orang yang mereka cintai. Terbukti dengan keinginan mereka untuk selalu ditengok dan berhubungan dengan orang-orang terdekat mereka. Hubungan seperti ini meski sangat minim frekuensinya menjadi obat mujarab perasaan teralienasi anak-anak ini dari dunia luar.
Agar anak-anak tidak merasa teralienasi dari dunia luar, pada beberapa kesempatan kami memberi kesempatan kepada mereka untuk menyampaikan pesan kepada keluarga mereka, baik melalui surat ataupun sms. Di samping itu, kami sering mengadakan kegiatan-kegiatan yang melibatkan atau mengundang orang-orang dari luar. Kegiatan-kegiatan itu berupa pameran dan pentas hasil karya anak-anak. Program ini secara berkala kami lakukan 4 bulan sekali, biasanya dalam peringatan hari-hari tertentu, seperti HUT RI, Hari Anak dan lain-lain. Selain itu, karya-karya anak-anak pun sering diikutsertakan dalam aktivitas-aktivitas di luar Rutan.
Meski demikian, karena ruang gerak anak-anak yang berada dalam tahanan ini sangat terbatas, tetap saja anak-anak merasa terasing dan dikucilkan dari kehidupan kebanyakan orang. Memang mereka telah melakukan kesalahan, tapi haruskah mereka dijauhkan dari masa kanak-kanaknya dan orang-orang terdekat mereka. Haruskah mereka mendapat perlakuan yang sama dengan para penjahat dewasa?
Padahal di usia antara 13-18 tahun ini, kondisi mental dan psikologis anak sangat labil dan rentan. Dalam kondisi seperti ini anak-anak akan sangat mungkin mendapat pengaruh buruk dari lingkungan sekitarnya. Dari beberapa anak yang saya temui, rata-rata mereka melakukan tindak kriminal karena terpengaruh oleh teman-temannya dan kurang mendapat perhatian dari orang tua mereka. Selain itu, beberapa di antara anak-anak itu seakan-akan sudah memutuskan hidup di luar rumah (keluarganya). Hal ini di antaranya dikarenakan kondisi ekonomi mereka yang miskin sehingga memaksa mereka untuk menghidupi diri mereka sendiri, atau memang sudah tidak mempunyai orang tua.
Melihat kondisi seperti ini, masihkah kita mau berpangku tangan dan saling tunjuk siapa yang harus bertanggung jawab? Mungkin anak-anak di Kebonwaru itu bukan anak-anak kita atau saudara kita, tapi mereka tetap bagian dari anak bangsa yang harus kita perhatikan. Anak-anak itu pun masih tetap menjadi bagian dari warga dunia yang harus kita lindungi hak-haknya. Dan ini menjadi kewajiban dan tanggung jawab semua orang kapanpun dan di manapun.

Izoel.030909